TAKPALA – Pernahkah ANDA ke Alor? Belum? Sayang sekali! Padahal disana ada sejuta keindahan alam dan adat istiadat yang sayang jika tidak dinikmati semasa hidup. Hahahayyyy
Ya, salah satunya adalah kampung tradisional bernama Takpala. Letaknya di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Takpala mulai dikenal bangsa Eropa ketika pada tahun 1973, seorang warga negara Belanda bernama Ferry memamerkan foto-foto warga kampung Takpala di sebuah klender gereja. Orang Belanda yang kebagian kelender pun mulai kasak-kusuk. Ferry kemudian menjelaskan bahwa di Alor sana terdapat sebuah kampung yang masih primitif, namun warganya sangat ramah bersahaja. Tak pelak informasi dari mulut ke mulut pun berjalan hingga didengar oleh warga benua Eropa lainnya. Sejak saat itulah wisatawan asal Eropa mulai berdatangan ke Takpala.
Selain masih tradisional, Takpala juga memiliki deretan rumah adat yang unik berbentuk limas beratap ilalang. Asal warga Takpala adalah Suku Abui, suku terbesar di Alor atau yang biasa disebut juga Tak Abui yang berarti Gunung Besar.
Dulu, kampung Takpala berada di pedalaman Gunung Alor. Tetapi sekitar tahun 1939, kampung ini dipindahkan ke bagian bawah gunung yang sedikit datar. Alasan pemindahan tersebut terkait wajib pajak kepada Raja Alor. Saat akan menagih pajak, utusan Raja Alor selalu kesulitan menjangkau kampung Takpala. Karena itu mereka akhirnya dipindahkan ke kampung yang sekarang mereka diami.
Meski penduduk kampung Takpala kini tinggal puluhan saja, tapi sebenarnya keturunan mereka telah menyebar ke seantero Alor dan telah mencapai ribuan orang.
Keseharian warga kampung Takpala adalah berburu dan berladang. Pada siang hari kampung itu akan terlihat sepi, karena sebagian besar dari mereka pergi berburu di hutan dan sebagiannya lagi berladang.
Makanan asli mereka umumnya singkong dan jagung. Terkadang mereka mengkon
Comments
Post a Comment