Skip to main content

Posts

Showing posts with the label stopkekerasanterhadapperempuandananak

Perlindungan Anak: Kota Kupang Tidak Punya Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak

 Kota Kupang Tidak Punya  Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) akan mendorong Pemerintah Kota Kupang untuk memiliki Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Kepala DP3A NTT, Iien Adriany kepada VN di ruang kerjanya, Selasa (12/1) menyebut kota termasuk yang belum memiliki P2TP2A hingga saat ini. “Nah, kota bagaimana? Kayak P2TP2A tempat untuk ketika perempuan kena masalah, kota tidak punya P2TP2A, yang ada provinsi yang sebetulnya urus yang lebih luas bukan mengurus permasalahan di kota saja, ya itu harusnya pihak kota dong,” kata dia. Untuk diketahui, saat ini ada 18 P2TP2A di 22 kabupaten kota di Provinsi NTT. Demikian ia ingin adanya pembenahan terkait ini dan Pemerintah Kota Kupang dapat berperan menangani masalah lewat P2TP2A sendiri. “Kan Kalau terus seperti ini kita bukan lagi provinsi karena urus kota terus. Kota Kupang ini belum ada. Ya, karena provinsi ada mereka tidak ben

Perlindungan Anak: Pulang Main Bola Voli, Pelajar SMP di Sikka Ini Diajak ke Maumere Lalu Disetubuhi

  Pulang Main Bola Voli, Pelajar SMP di Sikka Ini Diajak ke Maumere Lalu Disetubuhi MAUMERE-Sungguh menyedihkan kejadian yang menimpa MRAT (15), pelajar SMP di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka ini. Cita-citanya meraih masa depan harus pupus dan sirna lantaran perbuatan ED (22), warga salah satu desa di Kecamatan Hewokloang. Kisah naas yang menimpa MRAT ini karena ED telah melakukan hubungan badan dengan MRAT yang masih dibawah umur. Di mana perbuatan ED ini telah dilaporkan keluarga korban ke Polres Sikka pada tanggal 12 November 2020 lalu. Keluarga korban dalam laporannya kepada Polres Sikka menjelaskan, peristiwa naas yang dialami MRAT terjadi pada Minggu (8/11/2020) malam. Awalnya, korban yang baru pulang bermain bola volley di lapangan ditawari pelaku guna diantar pulang ke rumahnya memakai sepeda motor. Usai korban naik motor, bukannya diantar ke rumah malah korban dibawa ke Maumere. Di Maumere, korban dipaksa pelaku melakukan hubungan badan.

Berita: Kekerasan Terhadap Anak di NTT Makin Meresahkan

  Kekerasan Terhadap Anak di NTT Makin Meresahkan KUPANG - Kekerasan terhadap anak di Provinsi NTT akhir-akhir ini makin meresahkan. Pasalnya kasus itu terjadi di tempat atau lembaga publik,termasuk lembaga pendidikan. Hal ini disampaikan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTT, Veronika Ata,S.H,M.H Menurut Veronika, Jekerasan terhadap anak kian marak akhir-akhir ini dan sangat meresahkan. Berbagai kasus ini selalu terjadi bukan saja di rumah, tetapi sudah merambat sampai di tempat-tempat atau lembaga publik, terutama di sekolah. "Kita sangat sesalkan ketika kasus ini terjadi di lembaga pendidikan. Kekerasan yang dialami ini baik secara fisik, psikis maupun kekerasan sexual," kata Tory sapaan Veronika Ata. Dijelaskan, kebanyakan pelaku merupakan orang-orang dekat antara lain seperti orang tua, keluarga, guru, teman dan hanya sedikit yang tidak dikenal. Bahkan, lanjutnya, kekerasan seksual juga marak terjadi di sekolah. "Selama ini LPA NTT mendampingi

Perlindungan Anak: 75 Persen Narapidana di NTT Kasus Pemerkosa Anak

75 Persen Narapidana di NTT Kasus Pemerkosa Anak Kasus pemerkosaan anak di Nusa Tenggara Timur (NTT) terbilang sangat tinggi. Bahkan 75 persen dari seluruh narapidana di daerah itu terjerat kasus kekerasan seksual terhadap anak. "Kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap anak ini merupakan salah satu kasus terbesar di NTT, oleh sebab itu para pelaku harus diberikan pembinaan secara intensif," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Marciana Jone, dikutip dari Antara, Senin 20 Juli. Guna memberikan efek jera dan memberikan pembinaan terhadap napi itu, pihaknya berencana memindahkan napi itu ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. "Ke depan kami upayakan agar para pelaku pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur juga bisa dipindahkan untuk mendapat pembinaan intensif di Lapas Nusakambangan," kata dia. Sebelum melakukan pemindahan, pihaknya akan mengajukan permoho

Perlindungan Anak: Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di NTT Terbilang Tinggi

 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di NTT Terbilang Tinggi  Anggota Komisi III DPR RI, Ary Egahni Ben Bahat menyampaikan, keprihatinannya atas kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggi.  Menurutnya, penegak hukum harus lebih tahu akar masalahnya, yang telah menyebabkan tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di NTT. "Saya sebagai perempuan, tentunya sangat prihatin melihat data yang disampaikan Kapolda bahwa kasus kekerasan perempuan dan anak di NTT cukup tinggi, bahkan kasus-kasus ini banyak terjadi di lingkungan keluarga," kata Ary, Rabu (28/10/2020). "Saya melihat belum secara maksimal hukuman yang diberikan kepada pelaku kekerasan perempuan dan anak, (karena belum) memberikan efek jera dengan begitu meningkatnya kasus kekerasan pada perempuan dan anak ini," tambahnya. Menurut Ary, dari tahun 2017 banyak terjadi kasus kekerasan perempuan dan anak di NTT. Dari yang terlaporkan sud

Perlindungan Anak: Balita Dibunuh Ibu Kandung Saat Tidur, Diduga Stres Masalah Ekonomi

Balita Dibunuh Ibu Kandung Saat Tidur, Diduga Stres Masalah Ekonomi Seorang bayi berusia 3 bulan di Kabupaten Endr, Nusa Tenggara Timur ( NTT) diduga dibunuh ibu kandungnya sendiri, MEW (21). Peristiwa tragis di hari Minggu (18/10/2020) menggemparkan warga di Kelurahan Rukun Lima, Kecamata Ende Selatan. "Saat ini pelaku sudah ditahan di Mapolres Ende guna pemeriksaan lebih lanjut," kata Kasat Reskrim Polres Ende, Laurensius. Masalah ekonomi dan ayah diduga kecanduan main kartu Menurut Laurensius, saat kejadian itu korban dalam posisi tertidur. MEW pun diduga stres lalu mengambil pisau dapur dan aniaya buah hatinya. Sementara itu, sat kejadian tersebut sang ayah korban diketahui sedang bermain game dan kartu. Menurut Laurensius, pelaku diduga stres karena masalah ekonomi. Suami pelaku diketahui bekerja sehari-hari sebagai tukang ojek. Alasannya Terimpit Ekonomi dan Stres Suami Hanya Main Kartu Korban sempat dilarikan ke rumah sakit oleh ayah korban, namun karena lu

Isu Gender: Tinggi Kekerasan Berbasis Gender di Era Covid- 19, Ini Sikap Care dan CIS Timor

KUPANG --Selama masa pandemik pemerintah telah mencanangkan kebijakan tinggal di rumah, telah meningkatkan potensi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak dimana kasus kekerasan terjadi dalam lingkup rumah tangga. Kondisi ini bertambah parah disebabkan banyak keluarga yang kehilangan pekerjaannya, atau sumber pendapatan yang selama ini menopang hidup keluarga, problem menimbulkan tekanan baru baik bagi perempuan maupun laki-laki. Terhadap kondisi ini, Care Indonesia dan CIS Timor memandang perlu mencari solusi dalam upaya - upaya pencegahan dan penanganan kekerasan berbasis gender atau kekerasan terhadap perempuan dan anak di komunitas terutama pada masa COVID 19. Gender Officer PfR Care-CIS Timor, Lusia C Bunga, dalam keterangannya melalui Webinar Zoom Meeting, Senin (19/10) mengatakan, Tema kegiatan ini adalah "Kita Bersama, Kita Peduli dan kita bisa Ciptakan Dunia Yang Setara dan Adil Tanpa Kekerasan". Dijelaskannya, data tentang Kekerasan terha