Data statistik Big Count Fifa 2006 menunjukkan 270 juta (4%) penduduk dunia terlibat dalam sepak bola sebagai pemain, officials, wasit dsb. Lihat beberapa negera maju sepak bola: Brazil 13,197,733 pemain, 29,208 club alias 1 club ~ 500 orang. Spanyol 2,834,190 pemain, 18,190 club alias 1 club ~ 175 orang dan Indonesia 7,094,260 pemain 83 club alias 1 club ~ 100000 orang. Indonesia bisa maju kalau ada 16000 club alias 1 club ~ 500 orang, seperti Brazil.
Panduan Membuat SSB:
1) Siapkan nama Para pendiri sebagai penasehat / pelindung SSB kalau ada. Kemudian pilih Ketua, Wakil Ketua, Bendahara, Sekretaris, dan nama2 Pelatih.
2) Siapkan Nama SSB, Lambang SSB, Bendera SSB, Kop Surat & amplop, brosur, dst-nya.
3) Siapakan Kantor Sekretariat, Telepon/ Fax / handpone / email address kalau ada.
4) Siapkan Pelatih Kepala, Pelatih U-10, U-12, U-14 & U-16 serta Pelatih Kiper. Sebaik setiap pelatih punya lisensi PSSI, lebih baik lagi AFC. Siapkan juga tenaga administrasi & pembantu umum.
5) Siapkan Perlengkapan & Materi:
Lapangan Tempat SSB berlatih & Jadwal Latihan. Sebaiknya seminggu 3x, 2 jam setiap latihan.
Bola semua ukuran, Gawang, Cones, Ladder, Tiang Pembatas, dll
Kurikulum Latihan (termasuk Tata Tertib & filosofi SSB) & Nutrisi tiap kelompok umur
Rapor masing-masing peserta didik
Kartu Identitas, Iuran Bulanan, Absen dll.
6) Tentukan berapa Biaya & Pemasukan:
Pengeluaran: Perkirakan dulu biaya Sewa Lapangan & Gaji Pengurus, Pelatih, Administrasi, Pembantu Umum. Contoh: Sewa Lapangan per bulan Rp. 500.000, Gaji Pelatih Rp. 350.000.
Baru tentukan Pemasukannya. Pastikan Pemasukan lebih besar dari Pengeluaran. Tujuannya adalah untuk pengembangan, seperti penambahan perlengkapan, mengadakan Coaching Clinics, mengikuti Turnamen, Subsidi untuk Siswa Berbakat tapi tidak mampu dsb.
Pendaftaran: peserta didik seharusnya dapat Jersey + Kaos Kaki, Kartu Identitas, Kartu Iuran bulanan. Daftar Ulang bisa dilakukan bila pindah kelompok umur, seperti dari SD (U12) ke SMP (U15) atau SMP (U15) ke SMA (U18)
Iuran Bulanan (Contoh Rp. 25.000), Iuran per kedatangan latihan (Contoh Rp. 2000), Iuran Orang Tua murid (untuk snack waktu latihan, Contoh Rp. 20.000 per bulan), Iuran Try Out (Contoh Rp. 20.000 per Try Out), dsb.
Biaya Transfer: untuk murid berbakat yang disubsidi, bila diminta oleh SSB lain untuk sementara (ikut suatu turnamen) atau tetap.
Pemasukan dari Turnamen HUT: HUT SSB bisa dijadikan ajang Turnamen antar SSB setiap kelompok umur tiap tahunnya. Semakin banyak peserta yang ikut semakin besar pemasukannya (demikian juga pengeluarannya). Pastikan uang pendaftaran peserta turnamen melebihi dari semua pengeluaran (lapangan, wasit, administrasi, hadiah dll).
7) Bukalah Pendaftaran segera mungkin apabila proses 1 s/d 6 telah siap.
8) Siapkan Acara Pembukaan, undang penjabat setempat bila diperlukan.
9) Ikuti/ Daftarkan SSB ke Persatuan Sepakbola Biak di Pengurus Cabang/ Kabupaten setempat, agar bisa mengikuti Kompetisi Usia Dini apabila mereka aktif mengadakan kegiatan kompetisi. Kalau tidak ada lupakan mereka & berjalanlah sendiri. Carilah lawan latih tanding sendiri.
10) Carilah Sponsor untuk dana SSB anda, kalau diperlukan.
11) Apabila mau dilegalisasikan, buatlah Yayasan atau Badan Usaha seperti PT (Perseroan Terbatas). Apabila tidak bisa mengurusinya sendiri, minta bantuan notaris setempat. Bila biaya belum ada, maka lupakan/ tundalah niat tersebut dan fokus pada langkah 1 s/d 6 diatas saja. Catatan: Klub di Super Liga Indonesia pun baru awal tahun 2009 menjadi Yayasan atau PT karena dipaksa oleh PSSI melalui BLI. Bahkan beberapa SSB di Jakarta & Jabodetabek pada umumnya sudah lebih dulu mengelola usaha mereka seperti Badan Usaha Kecil.
12) Pasarkan SSB anda dengan fasilitas Internet: bikin email di yahoo atau gmail, bikin akun di FB & Twitter, bikin web site gratis Blogger.com atau Wordpress.com. Kabarkan informasi, prestasi, agenda even yang akan diikuti dsb.
===============================================================
STANDARD AKADEMI NUSANTARA
Guna memperbaiki kinerja klub sepak bola khususnya yang bergerak di bidang pembinaan usia muda, perlu diimplementasi
sebuah kebijakan standarisasi. Dengan adanya standarisasi dan kategorisasi diharapkan klub-klub yang bergerak di bidang
pembinaan usia muda di seluruh Indonesia bisa; 1) Terindentifikasi (terdaftar), 2) Dipacu untuk maju dan memperbaiki
status, kualitas kinreja dan fasilitas klub.
KATEGORISASI
Ada 3 level kategorisasi: 1. Level BINA BOLA
2. Level SSB (Sekolah Sepak Bola) dengan subkategori SSB
bintang satu, SSB bintang dua dan SSB bintang tiga.
3. Level AKADEMI
BADAN PEMILIK OTORITAS PENILAIAN SEKALIGUS PENGAWASAN
Wewenang penilaian, kategorisasi, sekaligus tugas untuk mengawasi klub Pembina usia muda diberikan kepada 3 institusi
dibawah ini:
1. PENGCAB: Pengurus cabang daerah diwajibkan melakukan pendataan, penilaian, kategorisasi BINA BOLA atau
SSB bintang satu, sekaligus mengawasi klub yang membina usai muda di wilayah kekuasaannya agar tetap
memenuhi persyaratan sesuai kategorinya.
2. ASOSIASI SEKOLAH SEPAK BOLA INDONESIA (ASSBI): Organisasi ASSBI diberikan tugas dan wewenang untuk
mendata, memberikan penilaian dan kategorisasi kepada SSB bintang dua atau SSB bintang tiga, sekaligus
mengawasi SSB agar tetap memenuhi persyaratan sesuai kategorinya. Khusus untuk pelaksanaan pengawasan
ASSBI bisa bekerja sama dengan PENGCAB setempat.
3. PSSI PUSAT BAGIAN PEMBINAAN USIA MUDA: Otoritas pendataan, verifikasi AKADEMI, serta pengawasan
terhadap AKADEMI agar tetap memenuhi persyaratan sesuai kategori AKADEMI yang dimilikinya. Khusus untuk
pelaksanaan pengawasan PSSI Pusat bagian PEMBINAAN USIA MUDA bisa meminta bantuan PENGPROV
dan/atau PENGCAB setempat.
Source: coachtimo.org
Comments
Post a Comment