LET'S WE FORGET...
Pada Desember 1941, 1300 laki-laki dan persediaan yang terdiri Sparrow Force tiba di Kupang, Timor Island dari Darwin Australia. Peran mereka adalah untuk membantu pasukan Hindia Belanda Timur Army yang tertunda untuk mengusir invasi Timor oleh pasukan Imperial Jepang.
Pada 19 Februari 1942 Angkatan Udara Jepang yang dimulai bom Kupang dan Penfui - Bandara Eltari lapangan. Pada 20 Februari mulai berjuang sungguh-sungguh di daerah terpencil, mulai dari Kupang, Oesapa Besar dan sekitar Penfui.
Gelombang pertama invasi Jepang termasuk 1000 pasukan para(payung) didukung oleh Fighter Bombers dan pesawat terbang. Pasukan payung yang mendarat di Babao dan berjuang sengit terjadi di bagian terpencil ketika mereka bertemu dengan perlawanan dari Australia.
Pada sore tanggal 20 Februari, Pasukan "A" berangkat dari Penfui untuk memenuhi pasukan Jepang di Babao dan merebut kembali Babaunya. Tdk tetap berjuang terus melalui sepanjang malam menujui Oesau.
Pada 21 Februari pasukan Australi terus bergerak lewati barisan Jepang sampai mereka bertemu pasukan payung utama Jepang yang telah digali dengan posisi yang sangat dibentengi bersenjata dengan senjata mesin, mortars, terkait lainnya senjata ringan dan pesawat terbang "Fighter".
Pada pagi 22 Februari pasukan Australi telah banyak menderita luka dan tewas dan kehabisan persediaan dan laki-laki mencoba untuk mengambil Oesau Ridge, pimpinan pasukan Australi Kolonel Leggett kemudian memutuskan bahwa cara terbaik untuk maju adalah untuk perintah sebuah sarangan pisau terhadap posisi Jepang.
Hal ini direncanakan terjadi mulai jam 5 sore. Jika sarangannya berhasil maka pasukan Australi akan dapat melanjutkan ke Champlong untuk merebut kembali di Champlongnya yang mereka percaya berada di tangan Jepang. Setelah di Champlong mereka juga dapat kembali pada ketentuan dan mengambil bantuan jika memang ada bantuan di sana.
Pasukan Australi menyelesaikan tugasnya untuk merebut kembali Oesau Ridge dan dikalahkan pasukan payung Jepang. Di sepanjang jalan orang Timor menderita banyak orang terluka dan mati juga. Orang Timor memberikan bantuan banyak kepada pasukan Australi dan memiliki banyak pahlawan yang telah memberikan segala korban mencoba untuk mengusir Jepang.
Pada pagi 23 Februari pasukan Australi menilai jumlah luka, laki-laki yang masih bisa berperang dan pasokannya ketika pasukan Jepang dari tanknya mereka membawa bendera putih muncul di belakang truk pasokan Australi yang penuh dengan banyak orang berluka. Pimpinan pasukan Jepang memberikan ultimatum untuk pasukan Australi untuk menyerah dalam waktu satu jam atau mereka akan dibom dari keberadaan dari jumlah musuh yang masih sangat banyak.
Alternatif lainnya tidak melihat, pasukan Australi yaitu orang-orang dari Batalyon 2/ke40 AIF "Sparrow Force" menyerah pada jam 9 pagi dan menjadi tahanan perang dari Pasukan Imperial Jepang. Mereka sangat menderita dari hari itu sampai pada akhir Perang pada 15 Agustus 1945. Pada saat itu mereka menyebar di seluruh Asia termasuk Jepang sendiri sebagai tahanan perang.
Maka orang-orang yang selamat dari Batalyon 2/ke40 AIF "Sparrow Force" ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan mendalam kepada Orang Timor dan bersyukur kepada Orang Timor bantuan untuk mereka kekal dan persahabatan.
Comments
Post a Comment