Sasando
adalah alat musik khas dari pulau Rote yang sangat terkenal dan sudah go internasional, sasando yang di buat dari daun lontar,bambu dan tali senar. Setiap petikan sasando menghasilkan bunyi dan melodi yang sangat indah untuk di dengar.
Bentuk alat musik sasando yang unik
Alat Musik tradisional sasando ini terbuat dari bahan baku daun pohon lontar yang dibentuk melengkung sampai menjadi seperti setengah bundaran. Wadah yang berbentu seperti bundaran dari daun pohon lontar ini berfungsi sebagai resonansi. Kedua ujungnya daun pohon lontar tadi diikatkan pada potongan bambu sehingga bambu tersebut terlihat seperti garis tengah diantara bundaran dari daun lontar tersebut, dibagian tengahnya diberikan ganjalan untuk meletakkan senar/dawai. Setiap ganjalan akan menghasilkan nada yang berbeda ketika senar dipetik.
Secara keseluruhan bentuk alat musik petik sasando ini hampir sama dengan alat musik petik lainnya seperti gitar, biola dan lainnya, namun sasando memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu yang membuat sasando unik adalah bunyi sasando yang apabila dibandingkan dengan alat musik petik lainnya sasando memiliki bunyi yang lebih bervariasi. Hal tersebut dikarenakan sasando terdiri dari 28 senar bahkan ada juga yang memiliki 56 dan 84 senar.
Di pulau rote sendiri pohon lontar menjadi salah satu sumber penghidupan masyarakat hal ini dikarenakan pohon lontar memiliki banyak manfaat seperti bisa digunakan untuk membuat tuak, gula, pembungkus rokok, tikar, atap rumah dan bisa juga digunakan untuk sebagai bahan bangunan.
Asal Muasal Alat Musik Sasando
Menurut legenda yang beredar di masyarakat rote banyak sekali versi tentang asal-usul sasando. Konon katanya, pada saat itu ada pemuda yang mempunyai nama Sangguana terdampar disebuah pulau Ndana ketika ia sedang pergi untuk mencari ikan dilaut. Kemudian ia dibawa keistana untuk menghadap raja. Pada saat ia berada diistana tidak menunggu lama maka banyak yang mengetahui ternyata Sangguana memiliki bakat seni yang tinggi, dan tanpa diduga sang putri pun tidak dapat memungkiri kalau ia sudah terpikat oleh pemuda itu. Kemudian ia meminta kepada Sangguana agar bisa membuat alat musik yang belum pernah ada.
Lalu pada suatu malam, pemuda itu bermimpi ia sedang memainkan alat musik yang begitu merdu suaranya. Dari mimpi itu Sangguana kemudian terinspirasi untuk membuat alat musik yang kemudian diberi nama sandu. Ketika ia sedang memainkannya Sang Putri kemudian bertanya lagu apakah yang barusa dimainkan lalu Sangguana berucap “Sari Sandu”. Dan instrumen musik itupun diberikan kepada Sang Putri lalu ia memberikan nama kepada instrumen tersebut “Depo Hitu” yang berarti “7 dawai bergetar sekali petik“.
Begitu merdunya bunyi yang dapat dihasilkan oleh sasando sehingga bisa mengekspresikan beranekaragam emosi. Ia dapat sebagai penghibur saat sedang berdua dan juga dapat menambah suasana bahagia dikala bersuka cita. Pada saat ini di Pulau Rote instrumen musik sasando dapat dikatakan sebagai alat musik terindah.
Dengan semakin maju zaman sasando juga mulai mengikuti zamannya yang dulunya hanya memnggunakan bahan tradisional kini sasando juga sudah tersedia dalam bentuk sansado linstrik atau elektrik.
Sasando memang memiliki nilai seni yang tinggi, begitu pula untuk bisa memainkannya tidak bisa dibilang mudah hal ini dikarenakan pemain sasando juga harus memiliki feeling terhadap nada dari senar-senar yang ada.
Comments
Post a Comment