ATAMBUA -- Anak-anak korban banjir luapan Kali Benenain dari Desa Umalor, Umatoos dan Rabasahain, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, yang kini bersama orangtua mereka ditampung di SDI Kaberan Rai dan SDK Rabasa menderita sakit saluran pernapasan dan gatal-gatal.
Sementara ratusan warga masyarakat korban banjir Kali Benenain dari Desa Umalor, Umatoos, Rabasahain, Kecamatan Malaka Barat, kondisinya memrihatinkan. Mereka tidur di lantai tanpa tikar.
Ratusan warga ini ditampung di dua sekolah dasar tersebut menyusul luapan banjir Kali Benenain, Sabtu (22/6/2013). Bahkan, hingga Minggu (23/6/2013) malam air belum belum surut. Akibatnya, sebagian warga masyarakat di Lasaen, Fafoe, Sikun dan Oanmanen masih terjebak banjir, belum keluar dari desa mereka.
Pantauan Pos Kupang, Minggu (23/6/2013), sejak masuk dari cabang Desa Kleseleon, Maktihan, jalan utama menuju Besikama digenangi air setinggi lutut. Kendaraan roda dua dan roda empat terjebak di jalan dan harus didorong warga untuk melanjutkan perjalanan. Rumah-rumah sepanjang jalan ke Besikama digenangi air bercampur lumpur.
Sebagian penghuni rumah membersihkan rumah dari genangan lumpur. Sementara di lokasi pengungsian korban banjir, baik perempuan dan laki-laki dewasa maupun anak, termasuk balita duduk di lantai tanpa alas tikar. Ada balita yang menderita sakit ISPA hanya menangis dalam gendongan ibu mereka. Satu ruang kelas ditempati ratusan orang. Warga yang membawa kompor sendiri terbantu untuk memasak, sedangkan yang tidak ada kompor harus memasak di tungku.
"Kami mengungsi dari desa hanya pakaian di badan. Perabot rumah tangga, ternak sapi, babi, kambing dan ayam mati terbawa banjir. Sekarang kami kesulitan untuk alas tidur malam. Kami hanya tidur di lantai sejak Jumat (21/6/2013) malam. Anak-anak sudah menderita sakit pernafasan dan gatal-gatal," ujar Agatha, diamini beberapa ibu lainnya.
Agatha dan ibu-ibu lainnya meminta agar Pemerintah Kabupaten Malaka menurunkan bantuan berupa tikar, kelambu, kompor, air bersih dan obat-obatan. Saat ini bantuan beras dan makanan kaleng sudah dikirim Pemerintah Kecamatan Malaka Barat untuk para korban.
Kepala Dusun Loomota Lalawar, Agustinus Seran Taek menjelaskan, total warganya yang mengungsi di SDI Kaberan Rai sebanyak 24 kepala keluarga atau 460 jiwa.
Sejak dievakuasi dari desanya, demikian Agus, bantuan berupa terpal, beras dan ikan kaleng sudah dikirim dari Kecamatan Malaka Barat. Sementara air bersih belum ada, hanya menggunakan air sumur. Warga masih berharap bantuan kompor dan minyak tanah untuk memasak makanan.
16 Desa
Camat Malaka Barat, Anselmus Nahak, mengatakan, total desa yang terkena banjir 16 desa. Saat ini warga yang bisa dievakuasi dari Umatoos dan Umamota, sementara warga dari Desa Fafoe, Lasaen sebagian dari Umatoos masih terjebak banjir.
Saat ini sudah ada bantuan beras, sebagian tikar dan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang masih terjebak banjir. "Memang, saat ini ada titik jebol baru dari tanggul yang dibuat, yakni di Motaulun, Maktihan dan Naas. Kami berusaha agar warga yang terjebak bisa diselamatkan. Sejauh ini belum ada korban jiwa, tapi harta benda dan ternak lenyap diterjang banjir," tutur Nahak.*
Sumber: Pos Kupang
Comments
Post a Comment