KUPANG -- Pemerintah daerah (Pemda) kabupaten maupu kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) harus proaktif mendukung penerapan kurikulum 2013. Proaktif dimaksud adalah memberi kesempatan bagi sekolah dan guru secara proporsional untuk mengikuti pelatihan.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Propinsi NTT, Drs. Klemens Meba, M.M kepada Pos Kupang, Rabu (19/6/2013).
Menurut Klemens, sesuai arahan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) RI bahwa akan ada sekolah sampel atau contoh penerapan dan untuk satu kabupaten/kota akan dipilih lima sekolah dan lima guru.
"Nah jumlah ini yang akan mengikuti pelatihan sementara di kabupaten/kota ada begitu banyak sekolah. Karena itu, kita minta agar pemerintah kabupaten/kota proaktif, sehingga lima orang sebagai duta itu bisa mentransfer ilmu kepada sekolah dan guru yang lain," kata Klemens.
Dia menjelaskan, apabila daerah mendukung dengan dana, maka bisa saja dalam satu daerah setelah ada lima sekolah dan guru contoh, maka kelima sekolah itu difasilitasi atau didukung pemda setempat untuk memberi pelatihan kepada semua sekolah yang ada.
"Jadi yang kita harapkan peran daerah disini harus memberi dukungan dan bilaperlu setelah ada lima sekolah sampel itu, kemudian bisa mengikutsertakan semua sekolah yang ada untuk dilatih," jelasnya.
Tentang jangka waktu yang telah mepet untuk masuk ke tahun ajaran baru, Klemens menjamin kurikulum itu bisa diterapkan pada tahun ajaran baru.
"Memang sampai saat ini kita belum mendapat petunjuk teknis (juknis) dan tentu kegiatan pelatihan bagi para guru akan dilakukan di LPMP NTT," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, perluasan dan penyebaran pelatihan bagi sekolah dan guru merupakan tanggungjawab penuh kabupaten /kota. Dan respon daerah harus dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
"Pemda punya peran penting dan harus ikut merencanakan guru dan sekolah yang diikutsertakan untuk pelatihan kurikulum. Dan kepada masyarakat juga perlu menyambut baik kurikulum ini, karena hadirnya kurikulum ini sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman" ujarnya.*
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Propinsi NTT, Drs. Klemens Meba, M.M kepada Pos Kupang, Rabu (19/6/2013).
Menurut Klemens, sesuai arahan dari kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) RI bahwa akan ada sekolah sampel atau contoh penerapan dan untuk satu kabupaten/kota akan dipilih lima sekolah dan lima guru.
"Nah jumlah ini yang akan mengikuti pelatihan sementara di kabupaten/kota ada begitu banyak sekolah. Karena itu, kita minta agar pemerintah kabupaten/kota proaktif, sehingga lima orang sebagai duta itu bisa mentransfer ilmu kepada sekolah dan guru yang lain," kata Klemens.
Dia menjelaskan, apabila daerah mendukung dengan dana, maka bisa saja dalam satu daerah setelah ada lima sekolah dan guru contoh, maka kelima sekolah itu difasilitasi atau didukung pemda setempat untuk memberi pelatihan kepada semua sekolah yang ada.
"Jadi yang kita harapkan peran daerah disini harus memberi dukungan dan bilaperlu setelah ada lima sekolah sampel itu, kemudian bisa mengikutsertakan semua sekolah yang ada untuk dilatih," jelasnya.
Tentang jangka waktu yang telah mepet untuk masuk ke tahun ajaran baru, Klemens menjamin kurikulum itu bisa diterapkan pada tahun ajaran baru.
"Memang sampai saat ini kita belum mendapat petunjuk teknis (juknis) dan tentu kegiatan pelatihan bagi para guru akan dilakukan di LPMP NTT," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, perluasan dan penyebaran pelatihan bagi sekolah dan guru merupakan tanggungjawab penuh kabupaten /kota. Dan respon daerah harus dilakukan melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
"Pemda punya peran penting dan harus ikut merencanakan guru dan sekolah yang diikutsertakan untuk pelatihan kurikulum. Dan kepada masyarakat juga perlu menyambut baik kurikulum ini, karena hadirnya kurikulum ini sesuai dengan dinamika dan perkembangan zaman" ujarnya.*
Editor : alfred_dama
Sumber : Pos Kupang
Comments
Post a Comment