Kupang, NTT Online - Masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) banyak mengalami gangguan jiwa, setiap hari pasien yang datang berobat di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum (RSU) W. Z. Yohanes Kupang, mencapai 10 sampai 24 orang. Direktur RSU Kupang, Alfons Anapaku, mengatakan, penderita gangguan jiwa di NTT, jika penderita gangguan jiwa sekitar 14,6 persen atau sekitar sepuluh persen dari jumlah penduduk NTT yang kini berjumlah 4,6 juta jiwa. Artinya, jumlah penderita gangguan jiwa di NTT diperkirakan mencapai sekitar empat sampai lima ribuan orang yang jiwanya terganggu. Direktur RSU Kupang, Alfons Anapaku, mengatakan hal itu ketika membuka kegiatan seminar sehari tentang “Tren Gangguan Jiwa terkini” yang digelar di aula RSU Kupang, Senin (17/10) siang. Dikatakan Anapaku, jumlah penderita gangguan jiwa yang berobat dan dirawat di Poli Jiwa dan Instalasi Kesehatan Jiwa RSU Kupang pun menunjukan tren peningkatan. “Pada tahun 2006 penderita gangguan jiwa yang dirawat di Instalasi Kesehatan Jiwa RSU Kupang sebanyak 47 orang, tahun 2007 sebanyak 85 orang dan terus terjadi peningkatan. Sementara tahun 2010 jumlah penderita gangguan jiwa yang dirawat sebanyak 226 orang. Sementara saat ini dalam sehari sekitar 10-24 orang datang ke RSU Kupang karena mengalami gangguan jiwa,” kata Anapaku. Masalah yang paling krusial, tambah Anapaku, pasien gangguan jiwa yang datang berobat ke RSU Kupang sebanyak 30 persennya adalah pasien yang sudah parah gangguan jiwanya sehingga menjadi lebih sulit ditangani pihak rumah sakit. Masyarakat cenderung malu datang ke poli jiwa karena takut diangga sudah gila dan sebagainya. Oleh karena itu, kata Anapaku, manajemen RSU Kupang member apresiasi terhadap terselenggaranya kegiatan seminar sehari tentang trend gangguan jiwa terkini yang diselenggarakan Instalasi kesehatan Jiwa RSU Kupang tersebut. Dengan harapan, hal ini memberi pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang pentingnya berkonsultasi ke poli jiwa atau Instalasi Kesehatan Jiwa jika ada tanda-tanda atau gejala seseorang menderita gangguan jiwa. suarapembaruan.com |
Tarian Te’orenda Tarian Te’orenda adalah tarian yang merupakan tari hiburan ketika para petani melepas lelah di senja hari setelah bekerja di sawah, ladang, atau pula digunakan untuk memberikan hiburan bagi pembesar yang berkunjung ke daerah Rote Ndao sebagai wujud mereka menerima tamu dengan senang hati. Tari Kaka Musuh Tari Kaka Musuh/tari perang merupakan tari tradisional daerah Rote. Tarian ini menggambarkan kesiapan prajurit dalam menghadapi musuh. Selain itu, Kaka Musuh juga dipakai sebagai tari pengiring pasukan ke medan perang. Manfaat sekarang biasa dipakai untuk menyambut pembesar yang berkunjung ke daerah Rote, dan juga dipakai pada acara-acara adat lainnya seperti upacara kematian, pesta perkawinan, serta rumah baru dan acara-acara adat lainnya. Tarian Kaka Musuh sangat populer di Rote Ndao, diciptakan oleh seorang panglima tradisional dari Kerajaan Thie bernama Nalle Sanggu + pada abad 17 yang silam oleh karena di masa itu Kerajaan Thie menghadapi perang dari beber
Comments
Post a Comment