Skip to main content

Kasus KDRT: Gara-gara Hape, Istri Dianiaya


KUPANG,  Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kota Kupang, dari waktu ke waktu terus meningkat. Ini sesuai data yang diperoleh Timor Express dari Mapolres Kupang Kota, Seperti yang dilaporkan Debora Mone (28), Rabu (10/7), sekira pukul 00.10 Wita.

Debora yang juga seorang karyawan swasta di Kota Kupang itu, saat memberikan laporannya di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), mengaku telah dianiaya suaminya, Heru Oktovinus Tajo (31). Penganiayaan itu, kata Debora, terjadi di rumahnya yang beralamat di RT-19/RW-06, Kelurahan Manutapen, Kecamatan Alak, pada Selasa (9/7).

Dalam laporannya yang diterima petugas Bayanmas, Bripka A.H Harun, dan disaksikan Kanit II SPKT, Aiptu D.Y Hendrik, Debora mengaku, kasus tersebut bermula saat suaminya, Heru Oktovianus Tajo, memeriksa handphone (hape)-nya, sembari menanyakan padanya, apakah sudah menghapus sebagian pesan singkat, karena pulsa di hape-nya sudah habis. Ditanya seperti itu, jelas Debora, ia lalu menjelaskan kepada suaminya, perihal pesan singkat tersebut.

Rupanya Heru yang diduga tidak puas dengan penjelasan istrinya, sontak marah-marah lalu menendang kaki Debora. Tak berhenti sampai di situ, perempuan berdarah Sabu ini mengaku, suaminya terus melakukan tindak kekerasan fisik dengan menjambak rambutnya, bahkan berupaya menikam wajah istrinya itu menggunakan balpoint.

Untungnya, korban yang mengaku melihat gerakan suaminya yang hendak menikamnya, langsung berusaha menghindar dengan cara menangkis tangan suaminya, sehingga hanya mengenai jari tangannya. 

Walau demikian, akibat tertikam balpoint itu, korban mengalami luka pada jari tengah pada tangan kanan, termasuk luka lecet pada lidah. Usai diambil keterangan oleh petugas Bayanmas, Debora langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara (RSB) Kupang, guna menjalani visum et repertum. Selanjutnya, berkas laporan itu dilimpahkan petugas Bayanmas ke penyidik Unit PPA Sat Reskrim, untuk pemeriksaan lanjutan.

Terpisah, Kapolres Kupang Kota, AKBP Tito Basuki Priyatno yang dikonfirmasi melalui Kasubag Humas, Iptu Januarius Mau, membenarkan adanya laporan tersebut. Dia menerangkan, saat ini penyelidikan sudah dilakukan penyidik, dengan mendalami keterangan dari korban dan saksi. Penyidik juga segera memanggil suami korban untuk diperiksa, terkait kasus dimaksud. “Penyidik masih lidik, dan jika terbukti, pelaku bisa dijerat Undang-undang KDRT," jelas Januarius.

Dijelaskan Januarius, kasus KDRT di Kota Kupang saat ini terbilang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya laporan kasus KDRT yang hampir setiap hari menghiasi daftar laporan polisi, baik di Mapolres Kupang Kota, Polsek Oebobo, Kelapa Lima, Alak dan Polsek Maulafa. "Korbannya sebagian besar adalah ibu rumah tangga (IRT). Namun demikian, ada juga suami yang menjadi korban KDRT, walaupun jumlahnya sangat kecil," sebut Januarius.

Ditambahkan, hampir seluruhnya kasus KDRT itu dipicu hal sepele, seperti kehadiran orang ketiga, masalah ekonomi, hingga soal hak dan tanggung jawab, baik istri dan suami, yang tidak berjalan secara baik. 

“Kasus ini seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tapi kebanyakan istri sebagai korban, lebih memilih untuk melaporkan kasus yang dialami, kepada polisi karena dianggap mereka telah mengalami penganiayaan. 

Kami sebagai pelayan masyarakat dan penegak hukum, tentu siap membantu masyarakat yang menjadi korban. Kami siap menerima dan siap memroses hukum, setiap laporan kasus KDRT yang masuk melalui Unit PPA Sat Reskrim,” kata Januarius.

Comments

Popular posts from this blog

Nomor Telpon Penting Di Kupang

Nomor Telpon Penting Informasi Layanan Umum   PT SKTM Tour & Traver                              (0380) 833990     Posko Tagana                                                (0380) 8030159     Pemadam Kebakaran                                    113     Polisi                                                             110                   Ambulans                                                      118     Kantor SAR Kupang                                     881111     Penerangan Lokal                                         108     Penerangan Inter Lokal                                 106     RSU Kupang (W. Z. Yohanes)                     (0380) 821356     Markas PMI NTT                                         (0380) 821705, 828360     Pengaduan Gangguan PDAM                        (0380) 821015     Info Rekening PLN                                      (0380) 822020     Pelayanan Gangguan PLN                            (0380) 821464, 123     Informasi

Topi Khas Rote: TI’I LANGGA

TI’I LANGGA, SOMBRERONYA ORANG ROTE ( keunikan dan filosofinya ) Sombrero, identik dengan Meksiko dan dunia mengakuinya. Topi kebanggaan Negara yang penduduknya masih memiliki darah Indian ini sangat terkenal dan hampir dijumpai diberbagai even yang diikuti warga negaranya. Saat ini, mata dunia mulai tertuju ke Pulau Rote karena keindahan eksotik alamnya. Pulau paling selatan Indonesia ini memiliki banyak ciri khas budaya dan keindahan alamnya, mulai dari Sasando, Ombak Pantai Bo’a Nembrala yang sudah ‘mendunia’ bagi peselancar, aneka tarian tradisional, kain dan busana tradisional, aneka kerajinan tangan, pulau-pulau kecil yang eksotik, peninggalan-peninggalan sejarah yang sayang untuk dilewatkan dan masih banyak yang akan kita jumpai di  Nusa fua funi  itu. Nusa Lote Nusa Malole (Pulau Rote, pulau yang baik-red)  sering diplesetkan sebagai ROhnya TEknologi. Orang Rote memang sangat terkenal dan memiliki kemampuan menciptakan berbagai macam teknologi. Senjata api misalnya,

Ragam Budaya Daerah: Tarian khas Rote

Tarian Te’orenda Tarian Te’orenda adalah tarian yang merupakan tari hiburan ketika para petani melepas lelah di senja hari setelah bekerja di sawah, ladang, atau pula digunakan untuk memberikan hiburan bagi pembesar yang berkunjung ke daerah Rote Ndao sebagai wujud mereka menerima tamu dengan senang hati.  Tari Kaka Musuh Tari Kaka Musuh/tari perang merupakan tari tradisional daerah Rote. Tarian ini menggambarkan kesiapan prajurit dalam menghadapi musuh. Selain itu, Kaka Musuh juga dipakai sebagai tari pengiring pasukan ke medan perang. Manfaat sekarang biasa dipakai untuk menyambut pembesar yang berkunjung ke daerah Rote, dan juga dipakai pada acara-acara adat lainnya seperti upacara kematian, pesta perkawinan, serta rumah baru dan acara-acara adat lainnya. Tarian Kaka Musuh sangat populer di Rote Ndao, diciptakan oleh seorang panglima tradisional dari Kerajaan Thie bernama Nalle Sanggu + pada abad 17 yang silam oleh karena di masa itu Kerajaan Thie menghadapi perang dari beber